Breaking News

Indonesia Sabet 2 Emas, 3 Perak di Olimpiade Fisika Internasional

DALAM ajang Olimpiade Fisika Internasional atau International Physics Olympiad (Ipho) 2017, kemarin di Yogyakarta, Indonesia menorehkan prestasi dengan mendulang dua emas dan tiga perak. Dua emas diraih Ferris Prima Nugroho dan Gerry Windiarto Mohamad Dunda, sedangkan tiga perak diraih Bonfilio Nainggolan, Faizal Husni, dan Fikri Makarim Sosrianto.

Total ada 650 delegasi dari 86 negara dalam Ipho 2017, dengan total 395 siswa peserta. Penerima medali emas ialah 64 siswa, medali perak 72 siswa, medali perunggu 102 siswa, dan penghargaan 73 siswa.

Selain medali emas, perak, dan perunggu, panitia memberikan penghargaan untuk nilai eksperimen terbaik (best experiment) yang diraih Akihiro Watanabe dari Jepang, sedangkan nilai teori terbaik (best theory) diraih Haoyang Gao dari Tiongkok dan nilai terbaik (absolute winner) diraih Akihiro Watanabe.

Kamsul Abraha selaku Ketua Ipho 2017 mengatakan Olimpiade ini mendorong para siswa mencintai fisika. Di sisi lain, Ipho juga mendorong pengembangan, persahabatan, dan kerja sama di bidang fisika.

“Pengalaman mengikuti Ipho bisa menjadi bekal bagi siswa untuk masa depan dunia lebih baik,” kata dia. Ia pun mendorong agar inovasi terus dilakukan dengan kemampuan fisika yang dimiliki.

Berlangsung baik
Sekretaris Ipho 2017, Syamsu Rosyid, menyimpulkan bahwa Ipho 2017 ini berjalan dengan baik. “Secara umum, Ipho 2017 berjalan dengan baik sampai leaders dan students pun bisa pulang membawa medali dan itu mudah-mudahan bisa membawa kebahagiaan untuk mereka,” kata dia.

Leaders maupun students juga bisa melihat kualitas soal dan terbukti bahwa soal yang dibuat tim akademik Indonesia cukup berkualitas.

Hal itu terlihat dari nilai tertinggi tidak melebihi 40 poin dari total 50 poin. Berbeda dengan soal-soal dari negara-negara penyelenggara lain, nilainya menembus 44 hingga 45. “Tingkat kesulitan soal cukup tinggi dan itu karakter dari sebuah Olimpiade,” kata dia.

Suharlan, Kasubdit Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMA, mengaku bersyukur atas hasil yang diperoleh. Para pemenang dari Indonesia juga berhak mendapatkan beasiswa sampai S-3 untuk peraih medali emas, beasiswa sampai S-2 untuk peraih medali perak, dan beasiswa S-1 untuk peraih medali perunggu.

Ia mengatakan, untuk Olimpiade Fisika Internasional pada 2018, pihaknya akan mempersiapkannya dengan lebih baik.

Hal yang lebih diintensifkan ialah pelibatan psikolog terkait dengan kesiapan mental. “Kami ingin siswa yang bertanding tidak minder duluan ketika bertemu dengan negara lain agar lebih siap saat menghadapi soal,” kata dia.

Sebelumnya Dirjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hamid Muhammad, optimistis Indonesia mampu meraih lima emas. Pada kompetisi tahun lalu di Swiss, Indonesia hanya memperoleh satu medali emas dan empat perak. Pada tahun depan, kompetisi tersebut akan diselenggarakan di Lisbon, Portugal.

(mediaindonesia.com-h-5)