Breaking News

INDEF: Kemiskinan Jadi Tantangan 3 Tahun Jokowi-JK

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan kemiskinan masih menjadi tantangan bagi pemerintahan 3 tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Enny menyatakan kemiskinan disebabkan oleh beragam faktor. Salah satunya karena kesulitan akses terhadap pekerjaan. “Untuk itu pemerintah harus lebih memperhatikan penyediaan lapangan kerja,” kata dia di Warung Daun Cikini, Jakarta, Selasa, 17 Oktober 2017.

Dia mengapresiasi langkah pemerintah yang mulai berfokus menata sumber daya manusia melalui program pendidikan vokasi. Namun dia mengingatkan agar program itu dijalankan dengan menggandeng industri sebagai penerima tenaga kerja.

Direktur Program Indef, Berly Martawardaya, mengatakan peningkatan sektor manufaktur menjadi cara yang paling ampuh di Asia untuk menghentikan kemiskinan. “Selama ini sektor jasa yang banyak berkembang di Indonesia,” kata dia.

Berly menuturkan, sektor manufaktur mampu menyerap lebih banyak lapangan kerja dibandingkan sektor jasa. Selain itu, pekerjaan yang didapatkan memberikan nilai tambah. Terlebih saat ini terdapat sekitar 60 persen masyarakat Indonesia yang hanya lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki mencatat angka kemiskinan selama tiga tahun kepemimpinan Jokowi dan Jusuf Kala sudah menurun. Per Maret 2017, terdapat 27,77 juta penduduk miskin atau 10,64 persen dari total penduduk.

Angkanya menurun 0,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Meski turunnya kecil, tapi angka ini tentu tidak bisa diabaikan jika melihat keadaan ekonomi global,” kata Teten di kantornya, Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017.

Teten mengatakan angka pengangguran selama 3 tahun Jokowi-JK juga menurun. Tingkat pengangguran hingga Februari 2017 sebesar 5,33 persen atau 7,01 juta orang. Secara tahunan, angkanya turun 0,17 persen dari 5,5 persen pada Februari 2016.

tempo.co (vindry florentin)