Breaking News

Jokowi-Prabowo Kantongi Tiket Pilpres 2019, Bagaimana dengan PD?

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 memang masih akan berlangsung 2 tahun lagi. Namun peta koalisi sudah sedikit terbaca setelah UU tentang Pemilu disahkan DPR dan angka presidential threshold disepakati 20-25 persen.

Joko Widodo (Jokowi) dipastikan mengantongi dukungan dari Golkar, NasDem dan PPP. Gabungan perolehan kursi DPR ketiga partai itu sebesar 29,46{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5} terdiri dari Golkar (16,25{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5}), Nasdem (6,25{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5} kursi) dan PPP (6,96{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5}).

Jokowi masih berpeluang mendapatkan dukungan dari PDIP (19,46{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5} kursi di DPR), Hanura (2,86{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5}) dan PKB (8,39{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5}). Partai-partai ini berada di koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-JK.

Prabowo Subianto juga dipastikan akan mendapatkan dukungan dari Gerindra (13,04{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5} kursi di DPR) dan PKS (7,14{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5}). Total dukungan kursi di DPR untuk Prabowo 20,18{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5}.

Sementara, Partai Demokrat yang memiliki 10,90{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5} kursi di DPR belum terbaca arah koalisinya. Peneliti CSIS Arya Fernandes mengatakan sedikit peluang PD membentuk poros sendiri di Pilpres 2019.

Pasalnya jika PD berkoalisi dengan PAN yang memiliki 8,75{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5} kursi DPR belum cukup untuk mengusung Capres.

“Partai Demokrat bisa membentuk poros sendiri jika ada salah satu partai pendukung Jokowi membelot. Tapi peluang itu kecil,” kata Arya saat berbincang dengan detikcom, Minggu (23/7/2017).

Bisa saja, tambah Arya, PD dan PAN bergabung dengan koalisi pendukung Prabowo Subianto. Namun Waketum Gerindra Arief Puyuono pesimistis Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketum PD setuju pencapresan Prabowo dan bergabung dengan Gerindra-PKS.

“Belum tentu Pak SBY setuju juga untuk mengusung Pak Prabowo. Kalau Gerindra harga mati capresnya pak Prabowo,” kata Arief.

Menurut dia ada kebuntuan mengenai hubungan Prabowo dan SBY. Kedua tokoh besar ini sulit disatukan. Sebut saja saat Pilpres 2014 dan Pilkada DKI 2017 lalu.

“Belum tentu bisa nyatu, lihat saja Pilkada Jakarta kemarin nggak sama kan. Di putaran kedua, PAN dukung Anies. PKB dan PPP ke Ahok, Demokrat nggak pilih kan. Demokrat 2014 nggak mau ngusung Pak Prabowo juga lho,” urai Arief.

Akankah PD bersikap non blok seperti Pilpres 2014?

Arya Fernandes yakin PD tak akan non blok di Pilpres. Hal ini lantaran di Pilpres 2019 nanti sosok Capres yang diusung akan turut menentukan perolehan suara partai.

(detik.com-erd/dhn)