Breaking News

Kasus Suap Moge, ICW: BPK Offside

Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berinisial SY dijadikan tersangka oleh KPK di kasus dugaan suap motor gede (moge) Harley-Davidson terkait audit PT Jasa Marga. Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut tindakan SY menggambarkan institusi BPK saat ini berada dalam posisi rawan penyalahgunaan kewenangan.

Peneliti ICW Febri Hendri menyebut sistem di internal BPK masih memiliki kelemahan. BPK, kata Febri, masih belum mampu mengendalikan para auditor mereka agar tahan godaan suap.

“Menurut kami BPK harusnya sudah ada lampu merah, offside, bahwa klaim sistem berlapis mereka ternyata tidak (kuat menahan) godaan suap terhadap auditor mereka,” kata Febri dalam perbincangan, Kamis (21/9/2017) malam.

Febri mendesak BPK segera melakukan pembenahan. Jika auditor menemukan temuan dari pihak yang diaudit (auditee), kata dia, BPK harus terus melakukan pemantauan agar auditor tak menyelewengkan kewenangannya dengan melakukan tawar-menawar untuk menghilangkan temuan itu.

“Jangan sampai ke-detect terus sama KPK. Kalau ke-detect sama KPK ditangkap, kalau ketedect BPK bisa dicegah,” tutur Febri.

Ditegaskan Febri kembali, BPK harus dapat mengendalikan para auditor mereka agar tak menyelewengkan temuan dan memeras pihak yang diaudit. Febri menyarankan BPK selalu menerapkan sistem deteksi dini untuk mencegah praktik suap antara auditor dan auditee.

Menurut Febri, auditee pasti selalu mencari cara agar temuan BPK itu dihilangkan. Salah satu caranya, kata Febri, adalah suap. Hal itu yang menurutnya harus dicegah oleh BPK.

“Ketika auditor sudah menemukan ada temuan dan sudah ada report-nya, itu harus dipantau BPK. Ada sistem yang cepat bahwa kalau sudah ada temuan maka auditornya dan objek pemeriksaannya harus dipantau. Kalau tidak begitu, peluang pemerasan dan suap-menyuap akan tinggi,” sebut Febri.

Terakhir, dia menyinggung soal integritas para auditor BPK. Meski ada sistem deteksi dini seperti yang dijelaskannya di atas, jika pribadi auditor bobrok, tetap saja fenomena suap di tubuh BPK menurutnya akan terus terjadi.

“Ketika ada temuan BPK, mereka (auditee) berusaha menyuap agar temuan itu tidak terjadi. Itu akhirnya bergantung pada auditor BPK, apakah auditor BPK-nya tahan suap atau tidak, atau justru mudah disuap,” terang Febri.

detik.com (gbr/rna)