Breaking News

Kasus WannaCry Percepat ‘Kelahiran’ Badan Siber Nasional

Serangan ransomware WannaCry yang terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, memaksa pemerintah lebih serius menanggapi ancaman siber. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut serangan WannaCry memicu pemerintah mempercepat pendirian Badan Siber Nasional atau Basinas.

Dari keterangan Rudiantara, kasus WannaCry hanya mendorong percepatan pendirian Basinas. Lembaga tersebut, menurutnya, akan berperan penting menangani kasus-kasus seperti WannaCry.

“Ini wake up call bagi kita betapa pentingnya penanganan keamanan siber di Indonesia,” ucapnya di Jakarta, Selasa (16/5).

Rudiantara memperkirakan proses pendirian Basinas akan rampung sekitar bulan ini (Mei) hingga Juni nanti. Saat ini proses pendirian Basinas masih di tahap pengumpulan tanda tangan dari menteri terkait.

“Setahu saya menteri-menteri sudah membubuhkan inisial dan tanda tangan. Paraf saya sudah, tinggal tunggu nanti,” imbuh pria yang kerap disapa Chief RA.

Rencana pembentukan Badan Siber Nasional sebenarnya sudah berembus jauh hari. Tahun lalu, Luhut Binsar Pandjaitan yang masih menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan sempat menjanjikan pembentukan Basinas akan rampung pada Agustus 2016. Namun seperti diketahui, sampai saat ini pemerintah belum merealisasikan pendirian Basinas.

Basinas sendiri direncanakan akan berada di bawah koordinasi Kemenko Polhukam bersama Kemenkominfo, Kementerian Pertahanan, Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Badan Intelijen Negara, dan Badan Sandi Negara.

Bila prosesnya rampung, Basinas akan mengintegrasikan institusi unit-unit keamanan siber di sejumlah lembaga di atas yang masih terpisah-pisah.

Namun Rudiantara menilai, pendirian Basinas bukan satu-satunya lembaga dan solusi utama mengantisipasi serangan siber.

“Edukasi dan sosialisasi itu yang paling penting. Kesadaran kita soal sekuriti siber ini masih rendah,” pungkasnya.

Dari laporan yang ia terima, Rudiantara menyebut ribuan alamat IP (internet protocol) di Indonesia menjadi korban serangan WannaCry. Kendati demikian, belum diketahui angka tepat dari korban WannaCry ini.

Serangan tak hanya menyerang komputer di perkotaan, namun juga di daerah-daerah. Lembaga dan perusahaan seperti Samsat di Sulawesi, rumah sakit di Jakarta, usaha perkebunan, bank daerah, manufaktur, turut tersandera akibat serangan malware itu. (evn)

dikutip dari : http://www.cnnindonesia.com