Breaking News

Menteri Luar Negeri Retno Bicara Media Massa dan Resolusi Konflik

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendorong media massa untuk menghasilkan liputan bermutu, yang mendorong harmoni antar-umat beragama. Media punya peran penting membawa pesan-pesan damai bagi dunia. “Tapi, masih ada kebijakan redaksional yang seringkali memanas-manasi ketika terjadi konflik antar kelompok agama,” kata Menlu Retno dalam Konferensi bertajuk Reporting Religion in Asia di Universitas Multimedia Nusantara, 17 Oktober 2017.

Retno diundang untuk membuka konferensi di hadapan 70 peserta, yang di antaranya merupakan sejumlah jurnalis dari kawasan Asia peliput isu agama. Konferensi yang digelar hingga 19 Oktober itu digelar The International Association of Religion Journalist (IARJ) dan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman atau Sejuk.

Menurut dia, media seharusnya serius mendalami peliputan isu agama dan memberikan solusi ketika terjadi konflik, bukan malah memanas-manasi. Media punya pengaruh kuat membentuk pola pikir masyarakat global menuju perdamaian dunia. Retno menyoroti meningkatnya intoleransi keagamaan. Islam dihubungankan dengan kekerasan dan terorisme. Padahal, Islam dan agama yang lain, kata Retno mengajarkan tenggang rasa dan perdamaian.

Ia juga menyebutkan penggunaan media sosial seringkali menampilkan ujaran kebencian dan menyasar anak-anak muda. Penggunaan media sosial untuk menebar kebencian menurut dia semakin kuat pengaruhnya. Untuk mengatasi maraknya kebencian, media, tokoh agama, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menumbuhkan harmoni antar-umat beragama di era digital.

Kementeian Luar Negeri, kata dia menaruh perhatian pada dialog antar-agama dan budaya. Dia mencontohkan langkah Indonesia dalam menjalankan dialog dengan Myanmar dalam kasus kekerasan terhadap etnis Rohingya. Lima pekan terakhir, Retno menjalankan diplomasi kemanusiaan antar-umat beragama secara maraton dengan Myanmar dan Bangladesh. Indonesia mengusulkan empat rumusan yakni perdamaian, perlindungan terhadap semua orang terlepas dari etnis, penyelesaian tanpa kekerasan, dan bantuan kemanusiaan.

Ketua The International Association of Religion Journalist (IARJ), Douglas Todd mengatakan Indonesia tidak hanya negara dengan populasi muslim terbesar, tetapi juga menjadi tempat membangun hubungan yang sehat antar-umat beragama yaang beragam dan budaya. Indonesia kali ini menjadi negara pertama di Asia yang menyelenggarakan konferensi jurnalis peliput isu agama.

tempo.co (shinta maharani/sunu dyantoro)