Breaking News

Persekusi Ancam Eksistensi Negara

PEMERINTAH harus serius mewaspadai menguatnya pengaruh populisme dan fundamentalisme politik di Tanah Air. Paham yang termanifestasi dari maraknya ujaran kebencian dan persekusi itu bisa mengancam eksistensi negara.

“Bukan sekadar bahaya, melainkan ancaman nyata bagi keutuhan bangsa. Terutama bagi kelompok miskin dan rentan. Ide-ide populisme ini sangat mudah memengaruhi,” ujar Pakar Ilmu Politik Dortmunt University Thomas Meyer di Kantor DPP Partai NasDem, Gondangdia, Jakarta, kemarin.

Meyer hadir dalam kuliah umum bertajuk Relevance of Progressive Politics in Indonesia and Experiences in Europe. Menurut dia, tren populisme dan fundamentalisme terjadi di negara-negara berkembang dan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Prancis.

“Mereka berharap pemimpin populis dan kelompok fundamentalis bisa mengubah nasib mereka secara cepat. Padahal, janji-janji populisme itu belum tentu bisa mudah dipenuhi. Kemenangan populisme dan fundamentalisme justru akan menghancurkan demokrasi dan merenggut kebebasan-kebebasan warga negara,” tambahnya.

Dijelaskan Meyers, indikasi menguatnya populisme dan fundamentalisme politik mudah diketahui. Di Indonesia, hal itu terlihat dari maraknya ujaran kebencian dan persekusi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda pandangan. “Bahkan (persekusi) itu bisa terjadi terhadap sese-orang meskipun agamanya sama, punya pandangan berbeda,” ujarnya.

Meyers menegaskan, pemerintah bersama pemangku kepentingan lainnya harus menjaga agar ide-ide demokrasi terus berkembang di kalangan masyarakat. Cara terbaik ialah dengan melahirkan lebih banyak kaum demokrat lewat pendidikan politik berkelanjutan.

“Tak akan ada demokrasi tanpa keberadaan kaum demokrat. Di sisi lain, demokrasi juga harus efektif dan memenuhi janji kepada rakyat. Selama ekonomi tumbuh dan rakyat sejahtera, ancaman fundamentalisme akan turun,” pungkas dia.

Sekretaris Jendral Partai NasDem Johnny G Plate sepakat Indonesia membutuhkan lebih banyak kaum demokrat untuk memenangkan perang melawan populisme dan ide-ide radikal.

“Demokrasi itu bertumbuh di atas pemikiran demokrat-demmokrat sejati. Untuk mencapai itu, perlu pendidikan politik yang baik. Ideologi demokrat itu harus mengakar dan pendidikan. Setidaknya dua syarat itu harus dipenuhi,” ujarnya.

Ketua DPP Bidang Hubungan Internasional Partai NasDem Martin Manurung menambahkan, sentimen populisme dan fundamentalis dipakai para politikus yang cenderung tidak memiliki program yang jelas.

mediaindonesia.com (deo/p-5)