Breaking News

RI Pantainya Panjang, Tapi Garam Langka dan Impor

Kelangkaan garam menyebar ke beberapa daerah. Mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat hingga ke Banten dan Aceh. Indonesia, salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia ternyata bisa langka pasokan garamnya.

Mereka yang berkecimpung di sektor produksi dengan garam sebagai bahan baku mengeluh, kelangkaan ini mendongkrak harga. Di Jawa Barat misalnya, pedagang ikan pindang di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat mengeluhkan kenaikan harga garam yang mencapai lima kali lipat.

“Kenaikannya tidak masuk akal sampai lima kali lipat. Sebelum naik, harga satu karung garam (ukuran 50 kilogram) hanya Rp 50.000-Rp 60.000, sedangkan sekarang menjadi Rp 250.000,” kata salah satu produsen pindang Majalaya Teteng, Kamis (27/7/2017).

Produsen ikan asin di Aceh juga mengeluh kekurangan pasokan garam. Gara-gara seretnya pasokan, harga garam di Aceh naik dari Rp 25.000 per sak (10 kg) menjadi Rp 75.000 per sak.

“Selama 2 bulan terakhir kami merugi. Garam sebagai bahan baku ikan asin sangat langka. Walau ada, harganya sangat mencekik sementara harga ikan tidak ada peningkatan,” kata Razali seorang pengusaha ikan asin, Kamis (27/7/2017).

Garam untuk ikan asin dipasok dari Medan, Sumatera Utara. Namun sekarang stok garam sedang kosong. Selain itu, harga garam yang naik menjadi Rp 75.000 per sak membuat para pengusaha ikan asin merugi.

“Kami sangat rugi. Walapun tidak rugi total akan tetapi kami tidak memiliki keuntungan dalam dua bulan terakhir ini. Saya harap pemerintah dengan sigap mengambil langkah tegas agar kelangkaan garam cepat teratasi,” kata Razali.

Faktor Alam

Keluhan langkanya garam juga disampaikan para kepala daerah ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat acara Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi Tahun 2017 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (27/7/2017). Jokowi mengatakan, sampai saat ini kelangkaan garam dipengaruhi oleh faktor cuaca.

Faktor alam itu adalah anomali cuaca, yaitu curah hujan tinggi di daerah sentra produksi, padahal sudah masuk musim kemarau. Contohnya di Madura. Menurut Dirjen Pemanfaatan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Brahmantya Satyamurti, curah hujan di sentra garam seperti Madura masih cukup tinggi.

Dampaknya, panen garam terganggu, dan petambak tidak bisa menjemur garam dengan maksimal.

“Curah hujan masih tidak normal. Saat ini anomali cuaca masih terjadi, hujan masih ada. Penyuluh melaporkan masih terjadi hujan. Normalnya garam dipanen 10 hari biar kadar airnya rendah,” terang Brahmantya, Jumat (28/7/2017).

KKP mencatat, produksi garam rakyat dan PT Garam bulan Mei sampai Juli hanya 6.200 ton, jauh di bawah angka normal.

“Produksi garam on farm Mei-Juli total 6.200 ton. Kalau dibanding dengan kondisi normal di mana per periode tiap tahun 166.000 ton/bulan untuk garam rakyat saja, belum termasuk dari PT Garam,” ujar Brahmantya.

Impor Garam

Agar masalah kelangkaan garam tak berlarut-larut, pemerintah menugaskan PT Garam mengimpor 75.000 ton garam yang memiliki kadar NaCL paling sedikit 97{5c3cb05e12662dfc7a9890457508f95bdca7cff27e5b02e7b58f4025816289e5}. Garam ini dipasok dari Australia. Negeri Kangguru itu dipilih karena lokasinya yang dekat dengan Indonesia, sehingga garam bisa sampai dalam waktu singkat.

Garam impor akan masuk pada 10 Agustus 2017 melalui 3 pelabuhan, yaitu Pelabuhan Ciwandan, Tanjung Perak, dan Belawan. Selanjutnya dijual ke Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang memproduksi garam konsumsi dengan kapasitas produksi 5 ton per minggu.

“Kita sudah menghubungi pemasok di Australia. Australia paling dekat dan paling cepat. Tanggal 10 Agustus kita pembongkaran di 3 pelabuhan,” kata Plt Dirut PT Garam, Budi Sasongko, Jumat (28/7/2017).

Selain impor, solusi mengatasi kelangkaan garam juga dengan memasok dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Direktur Logistik dan Sarana Distribusi Kementerian Perdagangan, Sihard Hadjopan Pohan, mengatakan sebagai 14 kontainer garam NTT akan dipasok ke Jawa Timur.

Pengangkutan Garam dari NTT Pakai Kapal Tol Laut

“Sejak Jumat malam lalu (28/7), KM Logistik Nusantara 1 telah bersandar di Tanjung Perak, Surabaya. Kapal ini, salah satunya mengangkut pasokan garam sebanyak 14 kontainer,” tutur Pohan.

Selain itu, masih ada 37 kontainer garam NTT yang akan diangkut ke pulau Jawa. Berkaca dari masalah ini, pemerintah harus gerak cepat agar kelangkaan garam tidak makin melebar.

(detik.com-hns/wdl)