Breaking News

Batal Konser karena Kericuhan, Bono U2: Ini Tahun 1968 atau 2017?

Konser band asal Irlandia, U2 di St. Louis gagal karena demonstrasi dan kericuhan. Salah satu pentolan U2, Bono mengungkapkan kekecewaannya yang dibagikan di sosial media instagram resmi U2.

“Sedih yang sangat mendalam dengan apa yang telah terjadi di St. Louis dan (kami) harus membatalkan konser kami,” tulis Bono melalui akun instagram resmi U2 (@u2).

“Aku menemukan diriku membaca pidato Dr. King (Martin Luther King) dari National Cathedral, dan aku menanyakan ini pada diriku, apa ini 1968 atau 2017?” lanjut Bono.

Dalam postingan yang sama, Bono juga mengutip kata dari Martin Luther King.

“Kemajuan manusia tak pernah bergulir dalam roda keniscayaan. Kami datang untuk meminta Amerika jujur dan menagih janjinya yang ditandatangani bertahun-tahun lalu. Dan kami datang tanpa kekerasan untuk memperingati janji yang harus dipenuhi; untuk membuat yang tak nampak, menjadi nampak.”

Terkait kasus pembatalan konser U2 karena kericuhan tersebut, Live Nation mengatakan, aparat St. Louis tak memiliki cukup personel untuk memantau konser tersebut. Sementara, kerusuhan di pusat kota tersebut terus berlanjut menyusul vonis bersalah mantan perwira kepolisian Jason Stockley yang dituduh membunuh Anthony Lamar Smith.

Akibatnya, konser di Dome, America’s Center tersebut mesti dibatalkan karena alasan risiko keamanan para penggemar. “Kami sangat menyesal karena harus membatalkan (konser). Kami merasa inilah satu-satunya tindakan tepat yang bisa diterima lingkungan saat ini,” kata pernyataan U2 seperti dilansir Mirror, Selasa (19/9/2017).

U2 seharusnya tampil di The Dome di America’s Center, pada Sabtu 16 September 2017. Namun, karena tidak ada jaminan dari pihak keamanan setempat, mereka akhirnya memutuskan untuk membatalkan konser itu.

Kericuhan di St. Louis tersebut bermula dari ratusan massa yang awalnya menjalankan aksi damai dari pengadilan. Massa kemudian berkumpul di depan kediaman walikota dan kondisi menjadi tak terkendali.

Petugas polisi terpaksa menembakkan gas air mata ke kerumunan massa yang mulai melempari kediaman walikota dengan batu. Akibat aksi tersebut, setidaknya 10 petugas kepolisian menderita luka-luka dan 32 pendemo ditahan.

okezone.com (siska permatasari/aln)